BAB 7 MEMBUAT KARYA TEKNOLOGI UNTUK MEMECAHKAN PERSOALAN

 A.       BUDAYA KERJA

1.       Pengertian Budaya Kerja

Budaya kerja adalah suati asumsi, nilai, dan norma yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai atau karyawan yang dikembangkan dalam organisasi. Budaya kerja tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat, dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja sebagai kekuatan untuk meningkatkan efisiensi kerja.

 


Lingkungan Kerja

 

Berikut definisi dan pengertian budaya kerja dari beberapa ahli :

a.      Menurut Mangkunegara (2005), budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

b.      Menurut Triguno (2003), budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.

c.       Menurut Nawawi (2003), budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

d.      Menurut Ndraha (2004), budaya kerja merupakan sekelompok pikiran dasar atau program mental yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kerja sama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan masyarakat.

e.      Menurut Hartanto (2009), budaya kerja adalah perwujudan dari kehidupan yang dijumpai di tempat kerja. Budaya kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, interaksi kerja, yang disepakati bersama, dan digunakan dalam kehidupan kerja sehari-hari.

2.      Fungsi dan Tujuan Budaya Kerja

Menurut Feriyanto dan Triana (2015), tujuan budaya kerja adalah sebagai berikut:

a.      Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.

b.      Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

c.       Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang telah lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.

d.      Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

e.      Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

 

Menurut Tika (2008), fungsi budaya kerja adalah sebagai berikut:

a.      Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan. Organisasi maupun kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain.

b.      Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu perusahaan. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka bangga sebagai seorang karyawan/karyawan suatu perusahaan. Para karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaan-nya.

c.       Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan di mana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan diatur secara efektif.

d.      Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didaftarkannya struktur, diperkenalkan-nya dan diberi kuasanya karyawan oleh perusahaan, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan ke arah yang sama.

e.      Sebagai integrator. Budaya kerja dapat dijadikan sebagai integrator karena adanya sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar di mana setiap unit terdapat para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan individu yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.

f.        Membentuk perilaku bagi karyawan. Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan perusahaan.

g.      Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok perusahaan. Masalah utama yang sering dihadapi perusahaan adalah masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal. Budaya kerja diharapkan dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut.

h.      Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. Fungsi budaya kerja adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut.

i.        Sebagai alat komunikasi. Budaya kerja dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antara anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu bersifat material dan perilaku. Kata-kata mencerminkan kegiatan dan politik organisasi.

3.      Indikator Budaya Kerja

Menurut Nurhadijah (2017), indikator budaya kerja adalah sebagai berikut:

a.      Disiplin, perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Karyawan yang miliki kedisiplinan tinggi mempunyai karakteristik melaksanakan tata tertib dengan baik, tugas dan tanggung jawab yang baik, disiplin waktu dan kehadiran, disiplin dalam berpakaian.

b.      Keterbukaan, kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan. Keterbukaan dalam hal ini kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan secara jujur dan bersikap langsung.

c.       Saling menghargai, perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja. Indikator dari sikap saling menghargai antara lain: membiarkan orang lain berbuat sesuatu sesuai haknya, menghormati pendapat orang lain, serta bersikap hormat kepada setiap karyawan.

d.      Kerja sama, kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur kerja sama antara lain: tujuan yang jelas, terbuka dan jujur dalam komunikasi, keterampilan mendengarkan yang baik, partisipasi semua anggota, serta bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

4.      Teknologi Informasi dalam Dunia Kerja

Tiga keuntungan yang didapatkan dari teknologi informasi sebagai berikut :

a.      Semakin banyak pengguna teknologi informasi, berarti semakin terbentuknya lapangan pekerjaan

b.      Teknologi informasi mempermudah transaksi-transaksi bisnis atau perusahaan

c.       Informasi yang dibutuhkan semakin cepat dan mudah diakses untuk kepentingan pekerjaan.

Teknologi informasi adalah teknologi yang mampu membantu manusia untuk melakukan pekerjaan. Bahkan banyak informasi lowongan pekerjaan yang membukakan pintu selebar-lebarnya untuk seorang programmer, bidang-bidanng yang berhubungan dengan teknologi komunikasi, dan networking. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja, berbeda dalam dunia bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi untuk perdagangan secara elektronik (e-commerce).

Alasan perusahaan menerapkan teknologi informasi sebagai berikut :

a.      Teknologi informasi memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai bagian yang berbeda dalam organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajer.

b.      Teknologi informasi memberikan lebih banyak informasi ke manajer melalui sistem pengambilan keputusan

c.       Memungkinkan terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang efektif dan kontrol administrasi yang relatif akurat. Sumber daya manusia diperusahaan dapat bekerja lebih optimal dan menghasilkan kinerja tinggi bagi perusahaan tersebut dan mendapatkan keuntungan.

 

B.       Budaya Kerja Masyarakat Digital

1.       Pengertian Masyarakat/Warga Digital

Warga digital adalah orang yang sadar akan hal baik dan buruk, menunjukkan kecerdasan perilak teknologi, dan bisa membuat pilihan yang tepat saat menggunakan teknologi. Warga digital akan memanfaatkan teknologi informasi (TI) yntuk membentuk suatu komunitas, pekerjaan, dan berkreasi.

Warga digital secara umum telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan TI. Mereka mengekspresikan sebuah ide/gagasan karakteristik, pribadi, maupun tujuan yang tertuang di dunia maya. Akan tetapi, sifat dunia maya yang tidak mempertemukan individu-individu tersebut secara tidak langsung mendorong main menipisnya bahkan hilangnya nuorma-norma sopan santun, rasa tanggung jawab, dan etika saat berkomunikasi. Untuk mengatasi hal itu maka diperlukanlah kewargaan digital.

Kewargaan digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar. Kewargaan digital juga dapat didefinisikan sebagai norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawabatas penggunaan teknologi.

2.      Komponen Kewargaan Digital


a.      Lingkungan Belajar dan Akademis

1)      Akses Digital

Setiap orang harusnya memiliki hak yang sama dalam mengakses fasilitas IT. Kelainan komunitas secara digital ini bisa mengakibatkan sulitnya perkembangan suatu lingkungan dikarenakan terbatasnya informasi dari masyarakat.

2)     Komunikasi Digital.

Di lingkungan akademis maupun di lingkungan kerja masyarakat umum nanti komunikasi merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan setiap orang untuk dapat bertukar informasi atau ide. Menjadi suatu bentuk komunikasi digital yang telah tersedia seperti e-mail, sms, chatting, forum, dan berbagai betuk lainnya.

3)     Literasi Digital

Dalam dunia pendidikan sudah mencoba untuk mengintegrasikan teknologi digitalnya ke dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mampu menggunakan teknologi digital untuk mencari dan bertukar informasi.

b.      Lingkungan Sekolah dan Tingkah Laku

1)      Hak Digital.

Setiap warga digital memiliki hak akan privasinya, kebebasan berbicara, dll. Dan juga adanya hak di setiap Warga Digital dan juga memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi contoh nyatanya adalah tidak melakukan pembajakan konten, tidak menyebarkan informasi palsu, tidak memancing emosi pengguna teknologi informasi lainnya.

2)     Etika Digital.

Etika Digital bertujuan untuk menjaga pandangan dan kenyamanan pengguna lainnya.

3)     Keamanan Digital.

Warga digital kita juga harus berhati-hati dan juga menjaga informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

c.       Kehidupan Siswa di Luar Lingkungan Sekolah

1)      Hukum Digital.

Hukuman digital mengatur etika penggunaan teknologi dalam masyarakat. Aspek hak cipta.

2)     Transaksi Digital.

Dalam jual beli online ini penjual dan pembeli perlu mengerti resiko dan keuntungan yang didapat dari jual beli online, mulai dari resiko penipuan, perbedaan barang yang dikirim, lama pengiriman, hingga legalitas barang yang diperjualbelikan.

3)     Kesehatan Digital.

Di balik manfaat teknologi digital ini terdapat beberapa ancaman kesehatan yang perlu diperhatikan seperti kesehatan mata, telinga, tangan, bahkan keseluruhan badan. Tidak hanya kesehatan fisik saja kesehatan mental juga dapat terancam jika pengguna tidak mengatur penggunaan teknologi digital. Untuk mencegahnya pengguna perlu menyadari akan bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh teknologi digital.

3.      Fungsi Kewargaan Digital

a.      Menciptakan rasa tanggungjawab

Kewargaan digital membantu masyarakat dalam proses komunikasi melalui media digital. Media digital yang mencakup informasi yang luas. Oleh karena itu, kewargaan digital berfungsi untuk menciptakan rasa tanggungjawab kepada diri pengguna media komunikasi digital. Pelaku komunikasi yang menggunakan media komunikasi digital memiliki pertanggungjawaban setelah mengenal kewargaan digital yang berisi norma dan etika pada penggunaan media komunikasi digital tersebut. Rasa tanggungjawab tersebut tercipta untuk mencapai kebaikan selama masa penggunaan media komunikasi digital yang berbasis internet.

b.      Menghindari permasalahan

Komunikasi yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital ini membutuhkan kajian tentang kewarganegaraan digital yang berfungsi untuk menghindari penggunanya dari permasalahan atau resiko penggunaan media digital tersebut. Masyarakat diberi kesempatan untuk mengenal media komunikasi yang ingin digunakan seperti media komunikasi digital yang menggunakan jaringan internet untuk proses pengiriman dan penerimaan pesan. Kajian kewargaan digital ini membantu masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi resiko dan menghindari permasalahan yang bersangkutan dengan dunia komunikasi digital.

c.       Membantu proses interaksi

Kewargaan digital berfungsi untuk mendorong masyarakat dalam mengenal teknologi yang berbasis internet sebagai media komunikasi. Sebagian besar masyarakat yang menggunakan media komunikasi digital ini adalah anak muda yang telah mengikuti perkembangan zaman. Kewargaan digital merupakan kajian penggunaan media komunikasi digital yang membantu masyarakat agar mudah melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya yang dibatasi oleh tempat dan waktu.

d.      Menciptakan kehidupan yang bermanfaat

Komunikasi yang menggunakan media komunikasi digital ini berpedoman pada kewargaan digital yang berfungsi untuk menciptakan kehidupan yang bermanfaat terutama bagi bangsa dan negara. Kewargaan digital menjadi literasi masyarakat saat menggunakan media komunikasi digital karena terdiri atas tata cara penggunaan media komunikasi digital yang baik, etika, norma, dan cara menghadapi permasalahan dalam media komunikasi digital tersebut. Jika telah memahami kewargaan digital maka masyarakat akan menggunakan teknologi dengan baik dan bermanfaat juga untuk kehidupannya.

e.      Cerdas dalam menggunakan media digital

Masyarakat yang memahami kewargaan digital akan merasakan manfaatnya seperti memberikan kecerdasan kepada masyarakat dalam memanfaatkan teknologi. Teknologi dapat menghasilkan dampak positif apabila digunakan dengan berpedoman pada kewargaan digital. Banyak masyarakat yang hanya dapat menggunakan komunikasi secara tidak cerdas seperti menggunakan banyak waktu untuk hal yang tidak bermanfaat saat menggunakan media komunikasi digital dan kerugian-kerugian lainnya.

f.        Meningkatkan persaingan di dunia bisnis

Media komunikasi digital yang memanfaatkan jaringan internet ini membantu negara dalam bidang ekonomi. Pasalnya teknologi internet sering digunakan untuk melakukan transaksi antar negara dalam proses kerjasama bidang ekonomi. Selain itu, teknologi internet juga membantu negara untuk mempromosikan produk yang akan diperjualbelikan kepada negara lainnya. Oleh karena itu, adanya kewargaan digital yang dipahami masyarakat ini membantu negara khususnya dalam bidang perekonomian.

Komunikasi yang memanfaatkan media digital ini juag membantu dalam proses komunikasi antar kedua belah pihak yang terkait dengan pemasaran produk. Komunikasi dalam media digital ini akan efektif apabila masyarakat memahami kewargaan digital. (Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Transmisi Digital)

g.      Menambah wawasan dalam penggunaan media

Kewargaan digital berguna untuk membentuk kepribadian warga digital dalam memanfaatkan teknologi digital. Kajian kewargaan digital berfungsi untuk menambah wawasan warga digital terutama warga digital yang sering menggunakan media komunikasi digital seperti messenger yang menggunakan sinyal digital di handphone atau telepon selular. Komunikasi yang didasari dengan wawasan kewargaan digital ini mengurangi resiko dan permasalahan yang terjadi dalam proses komunikasi. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang menggunakan rasa tanggungjawab dan menaati norma dan etika yang berlaku. Warga digital akan merasakan nyaman pada saat menggunakan media digital dengan baik. Wawasan kewargaan digital akan terus dikaji dan digunakan oleh masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi.

h.      Memberikan informasi yang bermutu

Jika warga digital telah memahami kewargaan digital maka komunikasi akan berjalan dengan baik. Penyampaian dan penerimaan informasi dari internet akan menjadi lebih bermutu apabila warga digital telah memahami kewargaan digital. Kewargaan digital bermanfaat untuk mengubah pola pikir warga digital saat menyaring berbagai macam informasi yang ada di dunia maya, sehingga informasi yang diambil akan lebih bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.